Laman:Kesah pelajaran Abdoellah.pdf/21

Laman ini telah dibaca pruf
17

pekerdjaän Djakoen itoe mengeloewarken dagangan dari hoetan seperti gaharoe, kemennjan dan damar dan rotan. Dan lagi ada poela Djakoen itce jang mentjebak emas bersama-sama dengan orang Malajoe, dan lagi kabanjakan poela ija berkebon-kebon dan membawa segala djenis-djenis boewah dari dalam hoetan itoe, didjoewalnja atau ditoekarnja dengan tembakau dan garam kapada segala orang jang bernijaga itee adanja.

Bermoela soengai Pahang itoe hoeloenja bertemoe dengan tanah Malaka. Maka seperti makanan dalam Pahang terlaloelah soesah; kalau orang dagang hendak membeli, tijada dapat lagi dengan mahalnja barganja, sebab tijada berpasar dan kedai, tetapi kata orang dalam negeri itoe tijada mendjadi kasoesahan, sebab ija sekalijan soedah bijasa dalam hal itoe.

Sebermoela adalah soewatoe adat negeri Pahang itoe mendjadi soesah dalam fikiran sahaja dari hal belandja negeri itoe: anam belas tampang seringgit dengan tijada boleh dipetjah-petjah dengan tiga soekoe dan setengahnja dan sesoekoenja. Maka djikalau kita hendak membeli perkara jang ketjil, melainken setampang djoega diberiken. Maka sahaja bertanja kapada poetera bendahara, jang bernama tengkoe Soleman: „Tijadakah boleh tengkoe diobah-obah adat belandja negeri Pahang ini?” .

Maka tertawa ija serta katanja: „Beberapa kali soedah ajah sahaja hendak mengobahken adat ini, maka harimaupon ganas menangkap orang dan boewajapon ganas di soengai, sebab itoelah tijada djadi diobahken adat itoe, karena dari asalnja negeri ini demikijanlah belandjanja.”

2